Senin, 02 Januari 2012

Perahu Kertas

Pertama-tama lipatlah sebuah kertas menjadi dua bagian sama besar secara horizontal. Kau akan menemukan makna bahwa segala sesuatu pada mulanya selalu merupakan persinggungan dari dua hal, dua peristiwa, dua kekuatan, dua orang yang bertemu atau dipertemukan.

kita tak akan pernah menemukan arti kebahagiaan tanpa terlebih dahulu bersinggungan dengan rasa sakit ~ rasa perih. Barangkali waktu jadi beku dan semesta hanyalah ruang hampa yang tak memiliki apa-apa; Hidup tak mencipta gerak, gerak tak menyusun peristiwa, dan peristiwa tak pernah membentangkan kisah macam apapun.

Maka, lipatlah sebuah kertas menjadi dua bagian yang sama. Pertemukanlah antara dua sisi dengan sisi lainnya. Lihatlah, kau mulai mencipta gerak, dan kau segera tahu bahwa peristia-peristiwa hidup berikutnya segera dimulai ~ sebuah lakon mulai dimainkan.

Kemudian, lipatlah kertas yang terlipat dua tadi dengan sebuah lipatan lain secara vertikal. Maka kau akan menjumpai kenyataan bahwa peristiwa selalu merupakan  resultan dari persinggungan titik-titik takdir yang dimiliki sejumlah orang.

Seseorang memiliki takdirnya sendiri sebagaimana seseorang lainnya. Takdir berjalan berdasarkan natur tertentu, pada track tertentu, sampai pada sebuah kemungkinan tertentu bahwa mereka berpapasan, beririsan, bersinggngan dengan yang lain. Disanalah setiap orang menemukan makna "pertemuan". Dan dimulailah sebuah jejaring takdir yang membentang yaitu "hidup".

Kini, lepaskanlah lipatan yang kedua, maka kau akan menemukan sebuah pola berupa garus lurus vertikal.  Garis itulah yang akan menjadi "gurat" yang menentukan    yang menentukan peristiwa-peristiwa berikutnya. Semacam jejak yang ditinggalkan sebab memang "harus" ditinggalkan. Gurat itulah yang akan menuntun hidup pada sebuah kerja perbaikan, upaya untuk menentukan "sikap yang lain".

Tariklah sisi kiri dan kanan atas kertas tadi menjadi sebuah lipatan berbentuk segitiga ~ pertemukanlah ujung lipatannya tepat di tengah-tengah garis vertikal tadi. Inilah perjalanan kembali malacak jejak: Setelah perpisahan, kadang hidup memang harus dijalani dengan keteguhan dan pilihan hati masing-masing kita ~ sampai suatu hari kita bertemu kembali pada pertemuan kembali.

Pada bagian bawah yang tersisa, buatlah lipatan segitiga kecil hingga ujungnya bersinggungan dengan segitiga di atasnya. Lakukan dikedua sisinya ~ juga dibagian sebaliknya. Hingga kau mendapati sebuah segitiga sama kaki berbentuk mirip caping petani.

Pada saat titik tertentu, seperti sekarang, kau akan melihat hidup sebagai konfigurasi peristiwa yang pada gilirannya membentuk sebuah kontinen makna. Seperti bentuk yang kudapatkan sejauh ini ~ dari sejumlah kerja lipa-melipat yang kaulakukan. Kau cukup bahagia sejauh ini, bukan? Ya, begitulah, ada beberapa peristiwa yang membuatmu sedih, bahagia atau hampa. Di sini, barangkali memaknai hidup sama seperti menikmati sebuah lukisan abstrak: Kadang hidup bukan untuk dihitung, tapi diperhitungkan. Bukan untuk dipikir, tapi dirasa. Seperti menebak judul lukisan abstark: Kadang-kadang hidup tak perlu diberi "judul", cukup jalani saja.

Ada sebuah ruang yang tercipta di tengah-tengah bentuk segitiga sama kaki yang kau pegang saat ini. Bukalah dari bagian bawahnya, lalu pertemukan sudut kiri-bawah dan kanan-bawah segitiga itu, kau akan mendapati sebuah bentuk yang kain: Wajik. Inilah bagian terpenting dari keseluruhan perjalanan, saat setiap ruas saling menggenapkan. Saat satu peristiwa menghubungkan diri dengan peristiwa lainnya hingga terbaca sebuah cerita. Peristiwa yang membuatmu tertawa terbahak-bahak pada suatu hari, membuatmu tersenyum getir di hari yang lain; peristiwa yangmembuatmu menangis sesenggukan barangkali juga menjadi peristiwa yang merasa bebas diwaktu yang lain. Hidup adalah soal mengalami dan merasakan peristiwa dan cerita-cerita yang membuat kita menjadi manusia seutuhnya...

Tak ada yang abadi kecuali keabadian itu sendiri. kebahagiaan hanyalah satu sisi dari wajah lain kesedihan: seperti "tertekan" kadang-kadang juga merupakan nama lain dari rasa "bebas". Di bagian seperti ini, seseorang yang rela membaca kembali jejak dan peristiwa yang tertinggal akan bisa membaca hampir keseluruhan peristiwa ~ keseluruhan cerita. Ketika seluruh cerita terbaca, seluruh peristiwa teracak...

Pada bagian akhir, lipatlah bagian bawah wajik itu ke atas ~ lakukan juga dibagian sebaliknya. Kau akan mendapati segitiga yang lain. Lalu, lakukan hal yang sama ketika kau melipat bagian bawah segitiga menjadi berbentuk wajik. Kini kau punya sebuah wajik yang indah ~ yang terbentuk dari sejumlah konfigurasi apik lipatan demi lipatan. Tepat dibagian atas, kau memiliki dua bagian rekah seperti kuncup, tariklah kuncup itu menjauh. Dan kau akan mendapai... Perahu Kertas.

Di sana, sadarilah... Setiap detiknya, hidup adalah perjalanan menemukan bentuk. Seberapa jauh manusia harus berjalan untuk bisa disebut sebagai manusia? Berapa peristiwa yang harus dialami untuk bisa mengerti semuanya? Hanya kamu yang tahu, setiap orang punya kuasa atas hidupnya sendiri-sendiri, atas perahu kertasnya sendiri..

Selanjutnya, setiap orang butuh teman unutuk berlayar. Itulah sebabnya aku butuh kamu, seseorang yang akan menemaniku berlayar, melacak jejak "pulang"... Menuju surga..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar